Siswa SMA Negeri Jember pada tanggal 27-28 November 2019 mengikuti kegiatan bersama Ibu Bupati dr. Faida, MMR menghadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kabupaten Jember siswa SMA yang mewakili ada 5 anak,salah satunya SMAN 3 Jember 2 siswa yang mewakili. Nama siswa tersebut Nugraha Bayu Syah Putra XII IPA 3 dan Rifki Pratama Putra XI IPA 1. Hasil dari presentasi adalah rekomendasi kepada kementerian pendidikan dan kebudayaan seperti
1. Program UN yang harus sesuai dengan konsep PBL, PjBL, dan Discoveriling di kurikulum 2013. Pada K13 siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah, tetapi pada UN dituntut untuk menyelesaikan soal. Sehingga UN sudah beda konsep dengan K13
2. Mata Pelajaran yang semula 15 mapel, kami ingin berkurang menjadi 5 mapel minimal. Bila berkaca pada kementerian sekarang untuk menyamakan dengan pendidikan di luar negeri, maka ada 4 mata pelajaran wajib dan 3 mata pelajaran peminatan tetapi untuk 3 mapel peminatan dipilih satu. Sehingga siswa dapat fokus pada passionnya masing masing. Selama ini dengan adanya 15 mapel, siswa merasa dituntut untuk menguasai semua mapel tersebut, sehingga siswa tidak tahu, passionnya ada dimana. Sehingga kami rekomendasi jika mapel 4 wajib dan 3 pilih satu untuk peminatan.
3. Kami ingin jika program 5 hari Sekolah ini tidak ada PR sesuai dengan instruksi kepala negara. Tetapi pada faktanya, 5 hari sekolah masih saja menerbitkan banyak PR, dan deadline pun seenaknya saja, tidak melihat kondisi siswanya.
4. Kami ingin di era globalisasi dan di zaman milenial ini ada pendidikan teknologi, karena di era ini kami harus dan harus paham mengenai teknologi supaya tidak seperti guru yang masih gagap teknologi. Tetapi banyak hal yang kurang mendukung, seperti tenaga pendidik teknologi yg kurang, dan fasilitas sarana dan prasarana yang tidak memadai. Sehingga selain kami ingin adanya pendidikan teknologi, kami ingin tenaga pendidik dan sarana prasarana terpenuhi
5. Biaya operasional sekolah yang diberi harus seimbang, tidak boleh 3 bulan sekali bahkan jumlahnya tidak sampai 100%. Kami ingin BOS diterima dengan jumlah 100% sehingga sekolah tidak sulit untuk mengadakan kegiatan dan pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana